Halaman

Rabu, 22 Juni 2011

Padat Seremoni Minim Prestasi

0 komentar
 
  • HUT Ke-74 Kota Metro
Sejumlah kalangan menilai rangkaian kegiatan HUT ke 74 Kota Metro menuai kritikan dan harapan, tidak maksimalnya penyelenggaraan  Metro Fair 2011, kegagalan mempertahankan  Piala Adipura, hingga harapan  dibangunnya museum sejarah.
Laporan : Fakri
Editor : Erwin Maulidra Z

Metro Pikiran Lampung
Metro Fair 2011 yang diadakan di Lapangan Tejosari memenuhi ekspektasi. Salah satu penyebab adalah lokasi yang jauh dari pusat kota.
Wali Kota  Metro Lukman Hakim menegaskan, perlunya keberanian  untuk melakukan pengembangan pembangunan di wilayah yang jauh dari pusat perkotaaan. 
“Kita harus berupaya mengembangkan sentra keramaian di wilayah-wilayah lain,” ujarnya. ketika menutup Metro Fair 2011 di Lapangan Tejosari, Senin malam.
Menurutnya, segala kekurangan dalam penyelenggaraan rangkaian HUT Kota Metro, menjadi pengalaman berharga supaya tidak terulang pada masa-masa yang akan datang. Secara umum Lukman nenilai, Metro Fair berlangsung baik dan menjadi sarana promosi pengembangan daerah, potensi daerah, dan potensi dunia usaha di metro.
Dari pengamatan, hal lain yang menjadi sorotan utama sebagian kalangan, termasuk DPRD setempat, adalah gagalnya Kota Metro, meraih Piala Adipura tahun ini. Beberapa waktu lalu, Lukman mengakui bahwa salah satu titik lemah penilaian Adipura adalah kebersihan pasar dan tempat tempat strategis lainnya.  Misalnya RSUD Ahmad Yani.
Ketua Komisi l DPRD Metro Fahmi Anwar mengatakan, Adipura bukanlah sekadar piala. Lebih dari itu Adipura merupakan indikator sebuah kota yang memiliki pengelolaan lingkungan perkotaan yang baik. 
Menurut dia, belum maksimalnya penegakan beberapa peraturan daerah (perda), terkait kebersihan menjadi salah satu faktor kegagalan tersebut. “Seperti Perda tentang Keamanan, Ketertiban, dan Kebersihan, Perda tentang Retribusi Parkir, dan Perda tentang Penataan Pasar Grosir dan Pertokoan,” papar Fahmi.
Selain kritikan membangun, momentum HUT juga mencuatkan kembali harapan kota memiliki museum sejarah. Pada sidang paripurna HUT Ke-7 Metro beberapa waktu lalu, terungkap keinginan tokoh tokoh masyarakat supaya memiliki museum sejarah. Keinginan tersebut tak bertepuk sebelah tangan Pemkot telah merespon dan  berencana membangun museum tersebut.
Salah satu calon lokasinya adalah eks rumah Kadiskes. Bangunan yang sebelumnya milik Pemkab Lampung Tengah itu berada di depan RSUD Ahmad Yani.
Tidak itu saja, Program pendidikan seperti rumah pintar yang ada di setiap kelurahan dan pencanangan jam belajar dinilai sebagian kalangan juga perlu dioptimalkan. Pasalnya, propram–program sebenarnya bertujuan baik.

Leave a Reply